Senin, 31 Oktober 2011

GIZI BURUK ATAU KURANG ENERGII PROTEIN



Latar belakang
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia ( SDM ). Kekurangan gizi kan menyebabkan beberapa efek serius seperti kegagalan pertumbuhan fisik, penurunan perkembangan kecerdasan, penurunan produkitivitas, penurunan daya tahan terhadap penyakit serta meningkatkan resiko kesakitan dan kematian 
Gizi buruk atau sering disebut dengan KKP atau Kurang Kalori Protein yang merupakan salah satu penyakit kekurangan gizi yang penting di Indonesia dan banyak negara berkembang. Prevalensi tinggi terutama terdapat pada anak-anak bawah umur lima tahun (balita), mulai dari KKP ringan sampai yang berat 
Dampak jangka panjang sangat penting untuk diketahui karena KKP yang diderita pada umur muda mempengaruhi sistem saraf pusat, terutama kecerdasan. Faktor yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui ada tidaknya perubahan organ permanen seperti pada jantung, pankreas,  hati dan sebagainya yang dapat memperpendek umur 

Definisi
Kurang Kalori Protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi kalori dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak mencukupi Angka kecukupan Gizi (AKG) (5).

Klasifikasi
Secara umum KKP dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1.             KKP ringan, bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna kuning diatas garis merah, atau BB/U 70%- 80%baku median WHO- NCHS.
2.                KKP sedang, bila hasil penimbangan berat badan pada kMS berada dibawah garis merah (BGM) atau BB/U 60%- 70% baku median WHO- NCHS.
3.                KEP berat bila hasil penimbangan BB/U <60% baku median WHO- NCHS.
Selain itu ada juga digunakan klasifikasi berdasarkan klsifikasi menurut Gomez, menurut Wellcome Trust, dan menurut Mc Laren.

Etiologi
Gizi buruk/ KKP disebabkan oleh banyak factor antara lain :
1.      Diet
Pemberian diet yang salah bukan hanya menyangkut kuantitas tapi juga kualitas dan cara pemberian makanan yang benar. Teori klasik menyatakan  bahwa jumlah diet yang kuranglah yang menyebabkan timbulnya gizi buruk, namun ini tidak menjadi pegangan lagi pada saat ini.
2.      Faktor sosial
Pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu  yang telah berlangsung turun temurun mempengaruhi terjadinya gizi buruk. Adanya pendidikan yang rendah juga sangat mempengaruhi terjadinya gizi buruk.selain itu angka perceraian juga mempengaruhi tingginya angka kasus terjadinya gizi buruk, selain itu kesibukan para wanita sebagai maita karir juga snagat mempengaruhi.
3.      Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk mempengaruhi timbulnya gizi buruk karena adanya peningkatan kepadatan akan menyebabkan tersedianya makanan akan juga berkurang. Selain itu kepadatan penduduk juga akan mempengaruhi tengginya factor lain yaitu infeksi yang mempengaruhi peningkatan kasus gizi buruk.
4.      Infeksi
Infeksi dapat memperburuk keadaan gizi, menyebabkan gangguan metabolisme dan meningkatkan kebutuhan zat gizi. Kekurangan zat gizi dapat menimbulkan terjadinya penurunan sistim kekebalan tubuh terhadap infeksi.
5.      Penyakit Kronik
Anak yang menderita penyakit kronik mempunyai resiko untuk menderita gizi buruk karena adanya gangguan nafsu makan, sehingga intake makanan tidak adekuat. Adanya inflamasi yang lama menyebabkan kebutuhan kalori yang meningkat (6).

Manifestasi Klinis
Awalnya orang tua  membawa anaknya ke pusat kesehatan bukan dengan keluhan gizi buruknya tapi biasanya dengan penyakit penyerta seperti diare, batuk dan keluhan lainnya.
Gejala klinis yang berat sering ditemukan pada KKP berat yaitu adanya tanda-tanda kwashiorkor atau marasmus. Adapun tanda-tanda kwashiorkor yaitu 
1.      Edema seluruh tubuh terutama tungkai
2.      Wajah membulat dan sembab
3.      Otot-otot mengecil
4.      Perubahan status mental
5.      Anoreksia
6.      Hepatomegali
7.      Adanya infeksi, anemia, dan diare
8.      Rambut kusam dan mudah dicabut
9.      Crazy pavement dermatosis
10.  Pandangan tampak sayu
Sedangkan tanda-tanda-tanda dari marasmus yeitu 
1.      Anak sangat kurus
2.      Wajah seperti orang tua
3.      Cengeng, rewel
4.      Perut cekung
5.      Kulit keriput
6.      Sering mengalami diare berulang
7.      tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang

Diagnosis
1.      Anamnesis
Dengan anannesis yang baik akan diperoleh informasi tentang riwayat nutrsi anakselama dalam kandungan, saat kelahiran, keadaan waktu lahir, penyakit dan kelainan yang diderita, data imunisasi dan data keluarga 
2.      Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang cermat akan bisa didapat tanda- tanda yang mengarah pada gizi buruk seperti yang telah diterangkan sebelumnya. Biasanya anak datang ke RS bukan dengan keluhan gizi buruknya tapi dengan penyakit penyerta, dan dengan pemeriksaan fisik sistemik didapat adanya gejala- gejala gizi buruk.

3.      Laboratorium
a.       Pemeriksaan darah
Biasanya anak dengan gizi buruk disertai dengan anemia, leukositosis (yang merupakan isyarat adanya infeksi), atau kelainan darah lain yang menunjukkan adanya penyakit penyerta. Pada biokimiawi darah didapat juga adanya penurunan kolesterol, glukosa dan protein albumin.
b.      Pemeriksaan feses
Umumnya pada anak dengan gizi buruk disertai dengan diare.

Penatalaksanaan Gizi Buruk
Penatalaksanaan gizi buruk secara prinsip sesuai dengan derajat gizi buruk yang diderita dan terapi penyakit penyerta. Berdasarkan derajat gizi buruk terdiri atas :
1.      KKP ringan
- Penyuluhan gizi/ nasehat pemberian makanan di rumah
- Dianjurkan pemberian ASI eksklusif ( bayi <4 bulan), dan terus memberikan ASI sampai umur 2 tahun
- Bila dirawat disesuaikan dengan penyakit yang diderita
2.    KKP sedang
- Rawat jalan, nasehat pemberian makanan dan vitamin serta teruskan pemberian ASI, selalu pantau kenaikan berat badan
- Pemberian makanan tinggi kalori dan protein dengan kebutuhan 20%- 50% diatas angka kecukupan gizi. Diet sesuai dengan penyakit penyerta dan dipantau berat badannya setiap hari.
3.    KKP berat
Lakukan 10 langkah pengobatan KKP berat yang terdiri atas (8):
-          Atasi/ cegah hipotermi
-          Atasi/ cegah hipoglikemi
-          Atasi/ cegah dehidrasi
-          Koreksi gangguan keseimbangan elekterolit
-          Obati/ cegah infeksi
-          Mulai pemberian makanan
-          Koreksi pemberian mikronutrien
-          Perhatikan tumbuh kejar ( catch up gromth )
-          Lakukan stimulus sensorik dan dukungan emosional
-          Tindak lanjut di rumah
Untuk penyakit penyerta :
-          Defisiensi vitamin A
Berikan vitamin A per oral sesuai dosis
-          Parasit/ cacing
-          Diare
Lakukan penanganan diare sesuai dengahn derajat diare.
-          Tuberkulosis
Lakukan uji Mantoux, bila positif obati dengan protap TB.
-          Anemia
Lakukan transfusi darah segar 10 ml/ kgBB dalam 3 jam bila Hb <4g/ dL.
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar